Pantai nan Indah di Pelabuhan Ratu
(Pengalaman Tak Terlupakan)
Blogger dan surfer
di seluruh tanah air, kali ini admin bersenang hati ingin membagikan pengalaman
wisata admin dengan seluruh detail per hari. Sungguh gembira dan terlebih
dahulu mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya admin
masih dapat menulis dan terlindung dari marabahaya di sudut tempat wisata admin
berkelana.
Jakarta - Pelabuhan Ratu, Jawa Barat/Kamis, 14 Mei 2015
Awan pagi yang
masih gelap menunjukkan pukul 04.00 WIB adalah waktunya untuk berangkat dari
rumah. Melalui jalur Tol Ciawi-Bogor kami dapat langsung tiba dari Kranggan,
Cibubur, Jak-Tim ke gerbang Tol Ciawi, Sukabumi, Jawa Barat hanya dalam waktu
15 menit. Begitu sampai di gerbang tol, kami langsung menyambung perjalanan ke
arah Kota Sukabumi namun berbelok ke arah selatan menuju pantai dari kota
tersebut agar lurus dari jalur umum ke jalur potong Pelabuhan Ratu-Sukabumi.
Tadinya kami ingin jalur potong tersebut biar lebih cepat tiba 1 jam dari
biasanya. Namun, dikarenakan rombongan kami terpisah, akhirnya kami langsung
mengambil jalur biasa/umum atau jalur bus untuk pergi ke tempat tujuan.
Jalur tersebut
tidaklah nyaman dilewati dan banyak kendaraan besar yang lalu lalang dari arah
sealur maupun berlawanan. Belum lagi dengan jalannya yang berliku-liku tajam
dan turunan-tanjakan bisa mencapai 45 ˚ melewati 3 bukit besar.
Setelah 2 jam pada
pukul 11.00 WIB kami melewati jalur tersebut, tibalah kami di tempat wisata
yang paling eksotik di Sukabumi yaitu Pelabuhan Ratu. Sebelum kami sampai di
hotel tujuan kami, ada beberapa pegawai negeri sipil yang meminta bayaran
sebesar Rp 30.000,-/mobil hanya untuk memasuki kawasan wisata Pelabuhan Ratu.
Selama sekali admin ke sana, admin tidak pernah diminta uang sepeserpun untuk
memasuki kawasan tersebut, terkecuali seperti yang ada di kawasan Ancol,
Jak-Ut. Mereka meminta dengan alasan ‘Peraturan Baru Daerah untuk Pajak’. Dan
teman ayah saya bertanya kepada petugas tersebut, “Sudah berapa lama peraturan ini
berjalan?”. Lalu ia jawab, “Sudah 2 hari semenjak penetapannya”. Langsung salah
satu dari kami berkata, “Saya telepon dulu ya orang pajak di sini! Biar jelas
saya tau, bener gak?!!”. Dengan nada marah ia mengangkat telepon, yang
sebenarnya ia hanya mengenal teman dari orang pajak tersebut. Lalu ketika teman
ayah saya melihat ada sebuah mobil yang langsung melewati tempat tagihan itu,
dengan kesalnya ia menyingkatkan urusan aneh ini dengan berkata, “Semalam saya
baru saja melewati daerah ini untuk buking hotel tempat kami menginap dan tidak
ada pungutan semacam ini!”. Dan lucunya adalah ternyata pegawai tersebut
mengiyakan, “Oh iya ya!” (admin merasa kesal dengan jawaban itu). Kami dengan rasa
muak pergi dari tempat itu. Admin
berpikir bahwa mobil berplat B diminta bayarannya oleh petugas, sedangkan mobil
berplat lainnya tidak. Inilah salah satu ketidakadilan yang terjadi.
Pemandangan indah
nan eksotis mulai terlihat ketika kami memasuki kawasan wisata tersebut. Kami
juga melewati suatu hotel yang paling menyeramkan di seluruh wilayah pantai
selatan yaitu Samudera Beach Hotel. Di mana terdapat mitos bahwa hotel ber-13
lantai itu memiliki arwah Nyi Roro Kidul (Ratu Pantai Selatan) di lantai
teratasnya. Dikabarkan pertama kali kamar di lantai tersebut pernah diinap oleh
turis mancanegara. Pada awalnya turis tersebut mencium bau kemenyan menyengat.
Kemudian ia mendengar suara banyak kuda berlari dari kamarnya. Lalu pada saat
ia mengecek jendela keluar, tidak ada siapa-siapa yang membawa kuda di pantai.
Lebih menyeramkannya lagi, tiba-tiba terlihat sosok wanita yang cantik dengan
bajunya yang berwarna hijau dan biru meminta imbalan berupa nyawa sang turis
tersebut.
Akhirnya turis itu terkapar mati karena ketakutannya
yang luar biasa. Pengalaman itu membuat pihak hotel tidak memperbolehkan
siapapun masuk dan menginap di sana terkecuali atas izin juru kunci kamar di
lantai 13 itu. Kamar tersebut dijadikan tempat orang bersemedi dan meminta
kekayaan. Setiap orang yang pernah ke sana pasti akan memiliki bau kemenyan di
sekujur tubuhnya. Sehingga tiap kali ke sana, pengunjung harus bersiap-siap
mengganti pakaian demi kebersihan. Setiap kunjungan harus membayar uang sebesar
Rp 500.000 s/d bayaran terbesar yang dikasih serelanya oleh pengunjung kamar.
Biaya sudah termasuk makanan, minuman ringan, dan beberapa mantera dan sesajen
(sumber : penduduk setempat).
Ada mitos,
tentu ada larangannya. Pengunjung tidak boleh memakai baju berwarna hijau, biru
dan merah di seluruh wilayah pantai selatan. Menurut penduduk setempat, Nyi
Roro Kidul tidak ingin disaingi oleh seseorang yang memakai baju yang berwarna
sama dengannya. Karena sudah banyak kejadian wisatawan asing maupun lokal yang
menghilang di pantai dan lautnya. Mereka menantang dan berenang menggunakan
baju tersebut. Diceritakan bahwa mereka terbawa arus ombak dan tergulung di
bawah pusaran air hingga ke tengah laut dan meninggal. Bahkan wisatawan pernah
menghilang karena gurita besar yang tersembunyi di bawah pasir laut dekat air
laut. Masih banyak cerita tentang tempat wisata Pelabuhan Ratu, namun admin
mengambil garis besar dari mitos-mitos yang ada.
Sesampainya di cottage hotel tempat kami menginap
selama 4 hari 3 malam, kami langsung berkelana ke kuil Nyi Roro Kidul.
Pemandangan yang luar biasa indah dan disebutkan sebagai tempat yang romantis
bagi pasangan adalah tempat sesajen dari penduduk kepada Sang Ratu . Banyak
orang yang mandi di tempat itu agar katanya memiliki khasiat dan sebagainya.
Jika ada permintaan katanya dapat terkabul. Admin tidak ingin pembaca maupun
admin sendiri melakukan hal ini karena sudah melewati kuasa Tuhan Sang
Pencipta.
Sesaat kemudian,
kami ternyata tidak dapat sampai ke kuil karena jalanan yang penuh dengan
bebatuan berjarak jauh dan mesin mobil yang mulai berbau. Kami tidak dapat
melanjutkan perjalanan. Pada malam hari, kami berkumpul dan beribadah di cottage dan setelah itu, admin tertidur
lelap.
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat/ Jumat, 15 Mei 2015
Pukul 05.00 WIB pagi menunjukkan waktunya kami
mendengarkan renungan pagi yang dibawakan oleh salah satu jemaat. Sunrise di tempat yang asri seolah
menyambut dan memberikan kelembutan suasana yang tidak bisa didapatkan di
Jakarta Kota. Lingkungan alam laut dan cottage
yang cukup mewah tertutup bilik menyatu padu dengan luar biasa mempesona.
Setelah kami beribadah, kami bergegas jalan pagi di wilayah pinggiran pantai.
Setelah melewati pinggiran pantai, kami makan siang
dan mulai melakukan aktifitas masing-masing seperti kebiasaan di rumah. Pada
siang hari admin langsung menyambangi tempat pengambilan foto terbaik menurut
admin di pantai, yaitu batu karang besar di dekat cottage.
Dengan beberapa kegiatan permainan di sana dan mengadakan acara buka
Sabat pada pkl 18.00 WIB, kami melewati hari itu dengan menyenangkan dan tidak
ada halangan yang berarti.
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat/ Sabtu, 16 Mei 2015
Tiba saatnya admin
beribadah seperti biasa pada hari Sabtu atau yang biasa Gereja Masehi Advent
Hari Ketujuh menyebutnya sebagai Hari Sabat. Admin bangun dari pukul 05.00 WIB
dan pergi ke tempat ibadah pada pukul 09.00 WIB. Karena pada waktu itulah kami biasanya
melakukan peribadatan. Seperti biasa kami membuka sekolah Sabat. Kami sempat
dikunjungi oleh sekeluarga turis asing dari Belanda yang kala itu ingin
berlibur selama seminggu di sana. Mereka mengatakan bahwa mereka hanya ingin
melihat ibadah dan pujian kami selama sekolah Sabat berlangsung. Setelah acara
sekolah Sabat selesai langsung diadakan acara khotbah sampai dengan selesai
pada pukul 13.00 WIB.
Diteruskan dengan acara Potluck atau acara makan siang pada hari Sabat, makanan langsung
diantarkan dari tempat catering salah
satu dari kami memesan. Beberapa anak-anak makan siang di dalam cottage, sedangkan orang-orang dewasa
termasuk admin makan di pendopo pantai. Sudah jadwalnya beristirahat, admin
tidur siang sampai dengan pukul 18.00 WIB admin menutup Hari Sabat bersama di
tempat ibadah. Games, karaoke, dan
acara seminar kesehatan pada malam minggu membuat suasana padam menjadi ceria.
Admin pun kembali tertidur seperti biasa.
Pelabuhan Ratu - Jakarta/ Minggu, 17 Mei 2015
Sekian banyak
cerita, kegiatan, bahkan mitos yang ada di reat-reat
bersama GMAHK Jemaat Kranggan, akhirnya sampailah pada penghujung acara. Pada
pukul 07.00 s/d 10.00 WIB admin bersantai pemandangan dan lalu berenang di
kolam hotel. Tempat tropis yang asri dan nyaman membuat admin merasakan seperti
‘surga dunia’. Kolam renang didisain baik sesuai dengan keadaan di pantai
tersebut. Memang hotel tersebut didisain khusus untuk pengunjung asing terutama
karena pemilik hotelnya sendiri adalah orang berkebangsaan Australia. Pukul
13.00 kami berangkat dari Pelabuhan Ratu menuju Jakarta. Sampailah kami di
Jakarta pada pukul 18.00 WIB.
Demikian
kisah admin mengenai wisata kami dan seluruh jemaat GMAHK Kranggan di Pelabuhan
Ratu. Mudah-mudahan ini sekaligus dapat menambah informasi wisata blogger
maupun surfer di tanah air. Sehingga kalian dapat menikmati alam semesta
senyaman mungkin di negeri tercinta kita Indonesia. Terus terang saja, setelah
admin melihat banyak wisatawan asing dapat menikmati wisata lokal kita, mengapa
kita sebagai warga Indonesia tidak bisa mencobanya? Carilah referensi-referensi
mengenai keberadaan sumber daya alam kita seperti Gunung Bromo, Danau Tiga
Warna, Kawah Putih di Bandung, Raja Ampat di Papua, dan lain-lain. Sebenarnya
semua itu dapat ditemukan dan dinikmati oleh seluruh wisatawan lokal. Tidak hanya
luar negeri terus yang menjadi dambaan setiap wisatawan. Jika mereka yang di
luar negeri dapat menarik bangsa kita, lalu kenapa tidak bisa sebaliknya? Perlu
ketekunan, kesabaran, dan kerja keras dalam menggali budaya kita yang sudah ada
lalu dikembangkan menjadi sesuatu yang menarik bagi wisatawan asing.
Ada
satu tempat wisata yang berhasil menggali budaya dan mengembangkannya seperti
Saung Angklung Udjo di Bandung, Jawa Barat. Mereka dapat menghasilkan uang dari
permainan mereka dan fasilitas pembuatan angklung yang sangat baik. Ribuan
pengunjung asing per tahun menyamai jumlah pengunjung yang ada di Ocean Queen
Hotel di Pelabuhan Ratu. Perbandingan yang sama dan yang paling membanggakan
adalah pemilik wisata angklung berbangsa asli rakyat Indonesia, suku Sunda.
Admin salut dengan segala kreatifitas dan pemikiran pemilik bale tersebut.
Bali adalah provinsi yang penuh akan banyak kekayaan wisata alam dan buatannya. Di mana hanya
satu-satunya provinsi di Indonesia yang diketahui oleh kebanyakan orang luar
negeri. Sangat disayangkan bukan? Karena itu jadikanlah seluruh tempat bersih
dan istimewa di depan mata rakyat kita sendiri. Jagalah kebersihan dan
kesehatan alam dan tempat umum maupun pribadi. Selamat berwisata!
No comments:
Post a Comment